Penjajahan VOC atas Indonesia
Belanda dibawah pimpinan Cornelis de Houtman memulai ekspedisinya ke wilayah Nusantara. Pada pelayarannya ini, Belanda menyusuri pantai Barat Afrika melewati Samudra HIndia hingga sampai pada Selat Sunda dan akhirnya menepi di Banten pada bulan Juni 1596.Belanda mula-mula menunjukan sikap bersahabat. Kemudian Belanda melakukan perjanjian dagang dengan Kesultanan Banten. Tetapi lama-kelamaan akhirnya Belanda menampakan keserakahan dan kekasarannya. Atas tindakan tersebut, menyebabkan mereka dimusuhi dan diusir dari Banten. Belanda kemudian melakakan pelayaran dengan menyusuri pantai utara Pulau Jawa. Kedatangannya tidak mendapatkan sambutan yang baik sehingga mereka meneruskan perjalanan ke Maluku. Akhirnya mereka kembali ke Belanda melalui Bali. Kedatangan mereka disambut meriah oleh orang-orang Belanda karena mereka sudah menemukan jalan baru dan daerah yang bisa dijadikan sasaran jajahan, yaitu Nusantara.
Pada tahun 1598, Belanda dibawah pimpinan Van Neck dan Warwijk datang kembali ke Nusantara yaitu ke Banten. Rupanya kedatangan mereka berdua membawa hasil yang baik. Sejak saat itu banyak sekali orang Belanda yang berlomba-lomba datang ke Nusantara. Persaingan antar pengusaha dagang semakin ketat.
Pada 20 Maret 1602 dibentuklah sebuah perkumpulan dagangantarwarga Belanda yang dinamakan VOC (Vereenigde Oost-indische Compagniel atau perserikatan dagang Hindia Timur). Kerajaan Belanda merestui keberadaan VOC serta memberikan hak-hak istimewa, antara lain :
- Hak monopoli dagang di daerah timur Tanjung Harapan
- Hak oktroi, yaitu hak untuk bertindak sebagai suatu negara, seperti membangun benteng pertahanan, memiliki tentara, mengadakan perjanjian dengan raja, mencetak mata uang, mengangkat gubernur, dan membentuk hukum dan peradilan.
Perkembangan VOC
Peran gubernur pertama yaitu Pieter Both berhasil membangun pusat VOC di Ambon, Maluku. Mereka memilih Ambon karena agar lebih mudah melaksanakan monopoli rempah-rempah. Pada tahun 1618 pusat VOC dipindahkan dari Ambon ke Jayakarta. Gubernur jenderal VOC diganti oleh Jan Pieterszoon Coen atau JP. Coen.
Setelah VOC dipindahkan ke Jayakarta (Jakarta) dan membangun benteng yang bernama Batavia. JP. Coen membawa VOC semakin berkembang pesat. Pegaruh VOC di Jayakarta semakin menguat. Akhirnya, JP. Coen berhasil membujuk Pangeran Jayakarta untuk mengubah nama Jayakarta menjadi Batavia. Beberapa kebijakan VOC terhadap Jayakarta adalah sebagai berikut.
- Petani rempah-rempah tidak boleh menjual hasil panen kepada orang lain, selain VOC
- Harga jual rempah-rempah dari petani ditetapkan oleh VOC
- Hasil bumi berupa lada, nila, beras dan gula diserahkan kepada VOC dengan harga murah
Kemunduran VOC
VOC mengalami kemunduran pada akhir abad ke 18 di Eropa. Kebangkrutan VOC itu disebabkan antara lain, karena:
- banyak terjadi korupsi di antara pejabat VOC
- manajemen (pengaturan) yang lemah
- hutang VOC yang sangat banyak, dan
- menyusutnya keuangan gara-gara banyak melakukan perang terhadap penduduk pribumi
comment 0 comments
more_vert